Kembalinya Cinta Yang Hilang
Via adalah seorang siswi yang bersekolah di SMA Mekar Kuncup. Dia adalah anak yang sangat baik, penurut, rajin dan teman- temannya pun menyayanginya. Sekarang Via duduk di kelas 1 SMA. Pada suatu hari disaat sekolahnya mengadakan perkemahan Sabtu- Minggu atau yang sering disebut Persami, ada seorang lelaki kelas sebelah, yang memperhatikannya ketika Via sedang mengambil seteko air untuk dimasak. Ternyata diam- diam lelaki yang bernama Deri itu menyukainya. Setelah beberapa minggu, akhirnya Deri menceritakan kepada sahabat- sahabatnya bahwa ia menyukai Via di kelas sebelah. Setelah beberapa hari, teman- temannya Deri memberanikan diri untuk bicara kepada Via, kalau salah satu dari temannya ada yang menyukainya. Via pun terkejut dan menjadi takut setelah mendengar perkataan teman- temannya Deri. Maklum..ini adalah pertama kalinya Via disukai oleh seorang laki- laki.
Gosip- gosip pun menyebar di kelas Deri dan Via. Malahan sampai- sampai murid- murid satu sekolahan tau kalau Deri suka sama Via. Teman- teman sekelas Deri pun sangat mendukungnya. Pada suatu hari, Deri menulis sepucuk surat buat Via yang isinya mengatakan bahwa Deri ingin bertemu Via pada saat pulang sekolah nanti. Lalu surat itu pun sampai ke tangan Via melalui salah seorang temannya. Setelah Via membacanya, wajahnya merah hatinya deg-degan bercampur takut. Tak disangka sore itu sepulang sekolah, hujan turun dengan derasnya. Sehingga Via pun pulang bersama dengan salah seorang teman lelakinya yang bernama Gia yang kebetulan adalah tetangganya. Mereka pulang dengan mengendarai motor. Ternyata Deri melihatnya. Ia marah dan hatinya panas. Setelah Via sampai dirumah, ia merobek surat dari Deri lalu dibuangnya ke tempat sampah. Padahal saat disekolah teman- temannya memberi nasehat, “Simpan saja surat itu, Via. Daripada nanti kamu menyesal!” Tetapi Via tak peduli perkataan teman- temannya. Keesokan harinya, Deri mendatangi kelasnya Via dan mencari Gia. Untungnya Via belum datang. Lalu Deri mengancam Gia dan bilang, “Kamu siapanya Via? Berani- beraninya pulang dengan cewe orang!” Kemudian Gia menjawab, “Saya.. tetangganya.” Deri bicara lagi, “Oh.. kamu tetangganya! Ingat!!!! Jangan coba- coba mendekati Via lagi! Karena Via milik saya!”, ancam Deri sambil menarik kerah baju Gia. Setelah kejadian itu, Gia pun menjauhi Via.
Hari- hari berlalu dengan cepat. Sehingga Via pun mengetahui tidakan Deri terhadap Gia. Via menjadi semakin benci kepada Deri. Apalagi kemarin saat pelajaran terakhir usai, teman- temannya Deri datang ke kelas Via sambil menarik Deri. Teman- teman sekelas Via pun menarik Via agar mereka berdua saling bertemu. Tetapi Via langsung menangis. Sehingga semua murid menjadi terdiam dan teman- temannya Deri beserta Deri kembali ke kelasnya. Via tak mau keluar kelas bila saat istirahat tiba. Ia pun menjadi segan untuk senam pagi yang dilakukan setiap hari Rabu. Tetapi lama- kelamaan Via pun tak pernah menghiraukan tentang Deri lagi. Setiap Via bertemu, ia hanya cuek- cuek bebek.
Kenaikan kelas pun tiba. Via sekarang duduk di kelas 2 SMA. Setelah beberapa bulan, ternyata ada seorang kakak kelas yang menyukai Via. Akhirnya Via dan kakak kelas yang bernama Gilang itu pun menjadi semakin dekat hingga akhirnya mereka pun ‘jadian’. Hari- hari Via semakin menyenangkan setelah kenal dekat dengan Gilang. Gilang itu adalah anak yang pintar dan rajin dikelasnya. Jadi..Via juga ketularan pintarnya. Tetapi waktu memang berlalu dengan cepat. Hingga akhirnya tiba hari dimana Gilang lulus dari SMA Mekar Kuncup dan meneruskan sekolahnya di tingkat yang lebih tinggi. Setelah Gilang masuk kuliah, ia tak pernah lagi menghubungi Via.
Sekarang Via duduk di kelas 3 SMA. Dia sangat bersemangat dalam belajar karena ia ingin satu Kampus dengan Gilang. Ternyata Gilang memang masuk ke salah satu Perguruan Tinggi Negeri favorit di kotanya. Lagi- lagi lelaki kelas sebelah yang bernama Deri membuat ulah. Sepulang sekolah, Via melihat tulisan di Mobil Jemputannya Deri yang bertuliskan bahwa “Deri Love Via..” Tetapi Via tidak menghiraukan Deri. Via malah asik mengobrol dengan teman- temannya Deri di gerbang sekolah. Mereka bercerita sambil tertawa terbahak- bahak sehingga membuat Deri menjadi marah dan cemburu.
Hingga akhirnya suatu hari, setelah Via selesai bermain badminton bersama teman- temannya di lapangan, teman- temannya Deri memanggil Via dan menyuruhnya ke halaman belakang sekolah. Setelah Via dan satu temannya menunggu beberapa menit, Deri muncul dengan wajah yang merah beserta tubuh yang gemetar bersama dengan satu temannya. Lalu temannya Via dan temannya Deri memegang tangan Via dan Deri, hingga akhirnya mereka berjabat tangan. Jantung Via deg- degan setengah mati.. Bel pun berbunyi.. ( Kriiiiing!!) Kemudian semua murid masuk ke kelasnya masing- masing.
Sesampainya Via dirumah, Via mendapat telepon dari temannya.. ternyata Deri yang meneleponnya. Lalu Deri bicara, “Via, bolehkah kapan- kapan saya main kerumahmu?” Via menjawab, “Boleh saja, Der!” Kemudian Deri pun mengucapkan Terima kasih lalu menutup teleponnya. Saat sore hari, tiba- tiba terdengar suara dua orang laki- laki yang memanggil nama Via dari arah depan rumah. Setelah Via melihat ke jendela dan membuka pintu, ternyata terlihat Deri bersama seorang temannya. Via terkejut bercampur malu. Lalu Via pun menghampiri mereka kemudian mengobrol di depan teras rumahnya. Setelah lama kenal dengan Deri, akhirnya mereka bertambah akrab dan menjadi teman baik. Walaupun awalnya Via membenci Deri, namun perasaan itu seolah- olah hilang, dan akhirnya Via pun membuka hatinya untuk bersahabat dengan Deri. Hampir setiap hari Via dan Deri saling telepon- teleponan. Deri sering menanyakan bagaimana perasaan Via terhadapnya. Tetapi Via tak pernah menjawab, dia langsung mengalihkan jawaban. Mereka juga sering mengobrol dan tertawa bersama, pergi ke tempat latihan Pencak Silat, belajar, juga pulang sekolah bersama- sama dengan mengendarai sepeda. Tetapi di sekolah, mereka tak pernah akur. Sampai- sampai teman- temannya bilang mereka bagaikan kucing dan tikus!!!!! Mereka selalu kejar- kejaran di saat istirahat, juga saling mengejek jika bertemu. Aneh… padahal sebenernya Via juga mulai menyukai Deri. Via dan Deri adalah anak- anak yang cukup pintar dikelasnya. Apalagi Deri yang pernah ikut lomba cerdas- cermat IPS se-kota Bandung. Dan ia pun mendapat juara 1. Tapi Deri kadang- kadang mengejek Via karena nilai IPSnya selalu jelek. Maklum Via memang malas membaca.
Akhirnya suatu hari disaat Hari Ulang Tahun Deri, Via sudah menyiapkan hadiah yang didalamnya berisi foto Via, dan juga sepucuk surat yang berisi jawaban dari pertanyaan Deri yang selalu ia tanyakan pada saat ditelepon. Tetapi, tiba- tiba saja telepon berdering.. “Kring- Kring!!!!!!!!!!!!” Lalu Ibunya Via mengangkat telepon. Ternyata itu dari Deri. Kemudian Ibu menyerahkan teleponnya kepada Via. Deri pun bicara, “Halo, Via!! Ini Deri. Sekarang saya ada di Jakarta. Sore nanti, saya dan keluarga akan berangkat ke Balikpapan!!” ”Via pun mengeluarkan air mata setelah mendengar semua itu lalu ia terdiam.. Deri pun bicara, “Via!! Via!! Halo Via!! Kamu kenapa??” Via tersentak lalu menjawab, “Tidak kok, Deri! Saya tak apa- apa. Saya hanya ingin bilang,, Selamat Ulang Tahun, Sahabatku yang manis.. dan Selamat Jalan.. Sering- sering telepon, ya!!!” Lalu deri membalas, “Terima kasih juga Sahabat terbaikku.. Semoga kau selalu bahagia menghadapi hari- harimu..Dan satu lagi, jangan lupa banyak- banyaklah membaca agar kau bisa menyaingiku!!” Lalu Deri pun menutup teleponnya.
Malam harinya, Via menangis semalaman suntuk. Air matanya hampir membanjiri seluruh tempat tidurnya. Sambil menangis, Via menulis di diarynya yang isinya Via sangat menyesal dengan tindakkannya selama ini. Ia pikir, mengapa tidak dari dulu saja ia katakan kalau ia pun menyukai Deri dengan sepenuh hati. Tetapi apa boleh buat.. Penyesalan selalu datang terakhir. Dan Via hanya bisa berharap suatu saat nanti ia bisa bertemu lagi dengan Deri.
………………………
5 tahun kemudian………
Deri tiba- tiba menelepon Via. Via bener- bener ga nyangka kalo Deri yang meneleponnya. Sudah 5 tahun Deri ga ada kabar, padahal mereka berdua masih saling suka. Akhirnya, pada saat Deri nelepon, Deri bilang kalo dia mau ke Bandung besok pagi. Via bener- bener kegirangan setengah mati.
Keesokan harinya, jam menunjukan pukul 8.00 pagi. Deri dan orang tuanya sudah ada di depan rumah Via. Deri membawa oleh- oleh, sekeranjang bunga mawar dan juga cincin, karena ia berencana untuk melamar Via. Untungnya, orang tua Via juga ada dirumah, jadi akhirnya proses pelamaran pun sukses. Dan.. 2 minggu lagi mereka akan bertunangan. Sambil berpelukan, Deri bilang, “Via, I Love You Forever…” Via juga bilang, “I Love You Too.. Akhirnya, harapanku menjadi kenyataan. Terima kasih Tuhan. “